Sensor Oksigen Mobil – Letak, Fungsi, dan Harga Pergantiannya
Sensor oksigen pada mobil adalah komponen penting dalam sistem pembakaran mesin kendaraan.
Sensor ini berperan dalam mengukur kadar oksigen yang tersisa pada gas buang, kemudian mengirimkan informasi tersebut ke sistem kontrol mesin (ECU).
Data yang diperoleh digunakan untuk mengatur campuran bahan bakar dan udara, yang mempengaruhi efisiensi bahan bakar, performa mesin, dan emisi gas buang.
Berikut ini penjelasan lebih lanjut mengenai letak, fungsi, masalah yang sering terjadi, cara memperbaiki, dan perkiraan harga sensor oksigen.
Table of Contents
Letak Sensor Oksigen pada Mobil
Sensor oksigen umumnya terletak di sistem pembuangan gas buang mobil, lebih tepatnya di antara manifold dan catalytic converter.
Pada mobil modern, sensor oksigen biasanya terdiri dari dua jenis, yaitu sensor pre-catalytic (sebelum katalis) dan sensor post-catalytic (setelah katalis).
Sensor pre-catalytic berfungsi untuk mengukur kadar oksigen dalam gas buang sebelum diproses oleh catalytic converter.
Sementara itu, sensor post-catalytic berada setelah catalytic converter dan berfungsi untuk memantau efektivitas kinerja catalytic converter.
Pada mobil dengan mesin bensin, umumnya ada dua hingga empat sensor oksigen, tergantung pada jumlah silinder dan desain mesin.
Pada mobil diesel, sensor oksigen juga terdapat dalam sistem pembuangan, tetapi lebih berfokus pada pengukuran emisi gas buang untuk memastikan pembakaran yang lebih efisien.
Fungsi Sensor Oksigen pada Mobil
Fungsi utama sensor oksigen adalah untuk membantu sistem kontrol mesin dalam mengatur campuran bahan bakar dan udara.
Mesin mobil modern menggunakan sistem pembakaran yang sangat efisien, di mana rasio udara-bahan bakar yang tepat diperlukan untuk mengoptimalkan pembakaran.
Sensor oksigen mengukur tingkat oksigen yang tersisa dalam gas buang dan memberikan informasi ini ke ECU mobil.
1. Mengatur Rasio Bahan Bakar dan Udara
ECU menggunakan data dari sensor oksigen untuk menentukan jumlah bahan bakar yang harus disuntikkan ke dalam mesin.
Jika kadar oksigen yang terdeteksi tinggi (menandakan pembakaran kurang efisien), ECU akan mengurangi jumlah bahan bakar yang disuntikkan.
Sebaliknya, jika kadar oksigen rendah, ECU akan menambah bahan bakar untuk menjaga efisiensi pembakaran.
2. Meminimalkan Emisi
Sensor oksigen juga berperan dalam meminimalkan emisi gas buang kendaraan.
Dengan memastikan campuran bahan bakar dan udara yang tepat, sistem pembakaran akan lebih sempurna, yang mengarah pada penurunan jumlah emisi berbahaya seperti karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx), dan hidrokarbon (HC).
3. Meningkatkan Efisiensi Bahan Bakar
Dengan kontrol campuran udara dan bahan bakar yang optimal, kendaraan menjadi lebih efisien dalam menggunakan bahan bakar, yang pada gilirannya dapat mengurangi konsumsi bahan bakar dan biaya operasional kendaraan.
Baca Juga: Ternyata Begini Cara Kerja Mesin Mobil
Masalah yang Sering Terjadi pada Sensor Oksigen
Seiring waktu, sensor oksigen dapat mengalami masalah yang dapat mempengaruhi kinerja mesin dan efisiensi bahan bakar kendaraan.
Beberapa masalah umum yang sering terjadi pada sensor oksigen antara lain:
1. Sensor Oksigen Rusak atau Tidak Berfungsi
Sensor oksigen dapat mengalami kerusakan karena faktor usia, kontaminasi, atau paparan terhadap suhu ekstrem.
Kalau sensor oksigen rusak, data yang dikirim ke ECU menjadi tidak akurat, yang dapat mengakibatkan campuran bahan bakar yang salah dan peningkatan emisi gas buang.
2. Kinerja Sensor Menurun
Sensor oksigen dapat mengalami penurunan kinerja seiring waktu, bahkan jika tidak rusak sepenuhnya.
Sensor yang kinerjanya menurun dapat memberikan pembacaan yang tidak akurat mengenai kadar oksigen, yang menyebabkan mesin berjalan tidak efisien.
3. Sensor Tersumbat atau Terkontaminasi
Sensor oksigen juga dapat terkontaminasi oleh bahan bakar berkualitas buruk, oli mesin, atau kotoran lainnya.
Kontaminasi ini dapat menghalangi sensor untuk berfungsi dengan baik, memengaruhi pembacaan kadar oksigen dalam gas buang, dan menurunkan efisiensi mesin.
4. Kesalahan Pemasangan atau Kabel Rusak
Pemasangan sensor oksigen yang tidak tepat atau kabel yang rusak juga dapat menyebabkan sensor gagal memberikan data yang benar ke ECU.
Kabel yang terputus atau longgar dapat menyebabkan sinyal yang hilang atau terdistorsi.
Baca Juga: Ketahui Komponen-Komponen Mesin Mobil dan Fungsinya
Cara Memperbaiki Sensor Oksigen yang Bermasalah
Kalau kamu mengalami masalah dengan sensor oksigen, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk memperbaikinya atau menggantinya.
Berikut adalah cara-cara memperbaiki sensor oksigen yang bermasalah:
1. Pemeriksaan dan Penggantian Sensor
Langkah pertama adalah memeriksa sensor oksigen untuk mengetahui apakah ada kerusakan fisik.
Jika sensor sudah rusak atau tidak berfungsi dengan baik, maka solusinya adalah dengan mengganti sensor oksigen dengan yang baru.
Untuk mobil modern, biasanya sensor oksigen dapat diganti sendiri, tetapi disarankan untuk melibatkan teknisi berpengalaman jika kamu tidak yakin.
2. Pembersihan Sensor
Jika sensor terkontaminasi atau kotor, pembersihan dapat membantu memulihkan kinerjanya.
Namun, perlu diperhatikan bahwa pembersihan sensor oksigen bukanlah solusi jangka panjang, karena sensor yang terkontaminasi berat atau sudah aus sebaiknya diganti.
3. Perbaikan Kabel dan Pemasangan yang Tepat
Jika kabel sensor oksigen putus atau longgar, perbaiki atau ganti kabel yang rusak.
Pastikan pemasangan sensor dilakukan dengan benar untuk menghindari masalah yang lebih besar.
4. Penggunaan Bahan Bakar Berkualitas
Untuk mencegah kerusakan atau penurunan kinerja sensor oksigen, pastikan menggunakan bahan bakar yang berkualitas dan rutin melakukan perawatan mesin.
Perkiraan Harga Sensor Oksigen
Harga sensor oksigen bervariasi tergantung pada merek, jenis mobil, dan kualitas sensor.
Secara umum, harga sensor oksigen untuk mobil standar berkisar antara ratusan ribu sampai jutaan Rupiah per unit.
Untuk kendaraan premium atau mobil dengan mesin yang lebih kompleks, harga sensor oksigen dapat lebih mahal, bahkan mencapai jutaan Rupiah atau lebih.
Pemasangan sensor oksigen baru biasanya memerlukan biaya tambahan untuk biaya jasa mekanik, yang dapat bervariasi tergantung lokasi dan kompleksitas pemasangan.
Secara keseluruhan, penggantian sensor oksigen dapat menambah biaya operasional kendaraan, namun ini adalah investasi penting untuk menjaga efisiensi bahan bakar, performa mesin, dan mengurangi emisi gas buang.
Kalau kamu tertarik buat mengulik lebih dalam soal mesin mobil karena mau buka usaha bengkel sendiri atau jadi mekanik mesin mobil, kamu bisa join kursus mekanik tune up engine di DOMO Academy!
Kalau mau jadi mekanik tune up, kamu bisa diprioritaskan untuk jadi mekanik di jaringan bengkel Dokter Mobil.
Kalau mau buka usaha bengkel sendiri, kamu juga bisa minta bimbingan bisnis seputar buka usaha bengkel mobil.
Tertarik buat coba?
Kamu bisa langsung tanya-tanya ke CS DOMO Academy dengan cara klik tombol WhatsApp di sebelah kananmu!